Oleh: Melia Shena
Harum tanah basah senandungkan kidung pilu tentang jiwa-jiwa yang merindu
Tiup dinginnya memeluk persada dalam pekat hawa berkabut
Kala senja datang membayang
Seruak rona merahnya; tebarkan aroma cemas dalam pedihnya perpisahan
Baitbait kata terurai pada tetiap sudut sepi tiada bertepi
Lantun kidung sunyi tiada dapat menawar segala nyeri
Senandungkan rindu pada kekasih hati yang entah di penjuru mana dia sembunyi
;pergi
Sesat di lembah kelam mencekam
Gigil tubuh berselimut rindu dendam
Menanti kekasih yang masih tetap saja diam
;mendekam
Larik demi larik aksara teruntai
Merajut aksara pada rinduan
Lembah aksara saksi bisu kesedihan
Hanya kekata perisai angan tak kesampaian
:benarkah ia yang tercinta, telah pulang ke keabadian?
Ngantang, 25 Maret 2016