Rabu, 26 Oktober 2022

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

 Dalam pembelajaran di sekolah, ada banyak hal yang terjadi, baik interaksi sosial antara sesama murid, interaksi guru dengan murid, maupun interaksi guru dengan rekan sejawat dan kepala sekolah. Interaksi sosial tersebut memungkinkan terjadinya hubungan yang positif maupun negatif.

Ada banyak kasus yang terjadi di sekolah. Adakalanya, kasus tersebut merupakan bujukan moral (ada pelanggaran terhadap hukum atau peraturan) atau bisa juga berupa dilema etika. Ketika yang terjadi adalah dilema etika, tentu akan sulit bagi kita untuk mengambil keputusan terbaik karena di sana ada dua sisi yang sama-sama benar tapi juga saling berlawanan.

Dalam situasi dilema etika, kita akan menemui nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.

Ada empat pola mendasar dalam dilema etika, antara lain :

1. Individu lawan kelompok (individual vs community)

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Untuk bisa mengambil keputusan dengan lebih baik, ada 9 langkah tahapan pengujian keputusan, yaitu :

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan.

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4. Pengujian benar atau salah melalui : uji legal, uji regulasi/standar profesional, uji intuisi, uji publikasi, uji panutan / idola.

5. Pengujian paradigma benar lawan benar.

6. Melakukan prinsip resolusi.

7. Investigasi opsi trilema.

8. Buat keputusan.

9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan.


Keputusan yang diambil dalam pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan berdasarkan tiga prinsip berikut :

1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)


Nah, sudahkah yang kita jalani selama ini dalam pengambilan keputusan sesuai dengan 9 langkah tahapan pengujian keputusan, 3 prinsip, dan 4 paradigma dilema etika?


Ngantang, 26 Oktober 2022

Kamis, 08 Desember 2016

Mari dukung Gerakan Literasi Sekolah

Tak punya perpustakaan bukan berarti tak punya bahan bacaan. Beginilah, setiap hari, secara bergiliran saya membawa buku-buku bacaan dari Rumah Baca Melia Shena untuk anak-anak yang sudah mulai remaja dan haus bacaan ini. Paling tidak, sepuluh buku setiap hari, dipajang di dinding yang menjadi sudut baca kelas.



Senin, 31 Oktober 2016

Puisi Ujian Sekolah



 
Pagi memanggil
Rintik gerimis mengundang atis
Namun bukan itu yang membuatku gigil
Selembar uji tengah menanti
Pun nilai hendak dikaji
Namun aku belum siap uji
Masih terus bermalas diri
Masa kemarin pun enggan datang lagi
Meski untuk benahi diri
Yang tinggal sesal berselimut sedih
Hadapi uji hanya bermodal nyali, bertaruh nilai
Andai waktu bisa kembali
Ingin ku menaruh malas di dalam peti
Lalu kubuang, tak hendak lagi kusinggahi
Agar tak ada lagi nilai mati
Agar tak malu pada tempat ku berbakti
Agar mampu kutunjukkan baktiku pada negeri

Ngantang, 4 September 2015

Rabu, 19 Oktober 2016

Sicilia, Cinta, dan Dua Aroma

Kebumen, enam belas tahun yang lalu

Perempuan berkaca mata itu terisak. Wajah pucatnya berlinang air mata saat menyerahkan bayi mungil ke tangan Mbok Darmiasih. Sissy adalah satu-satunya alasan Erika tetap hidup hingga saat ini. Tak tega rasanya memberikan putri kesayangan kepada orang lain yang kelak entah akan dapat dilihatnya lagi atau tidak.
“Namanya Sicilia Hartanti,” ucapnya. Ya, bayi mungil itu bernama sama seperti tempat dia dilahirkan, Pulau Sicilia. Erika mencium kening bayi mungil itu dan memeluk erat, seakan enggan dilepaskannya.
Erina menepuk pundaknya, mengingatkan bahwa mereka tak bisa lagi berlama-lama di tempat itu. David dan gerombolannya sudah mulai memasuki rumah sakit, sedangkan kondisi Erika belum begitu sehat sehingga harus menggunakan kursi roda.
“Ayo, Erika! Mereka sudah datang! Aku janji, kita akan kembali lagi ke sini. Untuk sementara, Sissy lebih aman jika tinggal bersama Mbok Darmi.”
Erika mengangguk pelan sambil menutup wajahnya dengan masker dan mengenakan wig. Berdua, mereka meninggalkan bayi itu dalam dekapan Mbok Darmi, seorang yang baru saja dikenalnya. Mereka berdua berharap, semoga di tangan wanita dari Desa Serayu itu kehidupan Sissy akan bisa lebih baik.
***
Erina menegakkan kerah jaketnya hingga menutupi leher. Dingin terasa menusuk tulang. Ya, dingin bulan Desember yang selalu dibencinya. Bukan hanya karena hujan. Bagi Erina, Desember bukan hanya tentang hujan dan salju. Tapi juga tentang luka.
Desember tahun ini menambah panjang daftar kesedihan Erina. Satu-satunya kerabat mengembuskan nafas terakhir di tempat asing yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya.
“Erina, kau tahu, aku tak pernah sedikit pun peduli terhadap kehidupanku. Tak mengapa jika harus mati. Bagiku, kehidupan sudah lama pergi sejak berpisah dengan Sissy. Ah ... dia pasti tengah bahagia saat ini bersama keluarga barunya. Pesanku, Erina. Jika hari ini memang sudah tiba waktuku bertemu Sang Pencipta, aku harap kau mau menjaga Sissy baik-baik. Pastikan kehidupannya selalu aman dan damai, entah bagaimana caranya. Aku tak mau keberadaannya diketahui oleh Alfonso. Berjanjilah padaku, kau akan menjaga putri kecilku sebaik-baiknya.” Itulah pesan terakhir Erika—kakaknya—sebelum mengembuskan nafas terakhir karena terlalu banyak luka dalam menghadapi kawanan pengedar ganja di Palermo, Sisilia.
Amanah terakhir itulah yang kini membawanya ke Serayu, sebuah desa terpencil dengan akses keluar masuk yang sulit. Jarang sekali ada kendaraan umum yang menuju ke sana. Apalagi pada bulan-bulan basah seperti sekarang ini.
Setiap musim hujan tiba, satu-satunya jalan menuju ke desa itu akan tertutup lumpur tebal dari ladang brambang (bawang merah) di kiri kanan jalan. Erina lagi-lagi mengeluh. “Orang-orang serakah tak berperikemanusiaan. Cepat sekali mereka habiskan hutan lebat ini. Mereka pikir desa bisa aman dari bencana banjir jika resapan air berubah menjadi akar-akar brambang serapuh ini?”
Ya, Serayu adalah desa yang dikepung hutan dan bukit. Jalan menuju desa sejauh delapan kilometer dulunya merupakan hutan lebat yang ditumbuhi pohon jati. Namun sejak beberapa tahun terakhir, penebangan liar semakin marak, menyebabkan hutan yang dulu rindang menjadi gundul. Tanahnya yang subur dimanfaatkan penduduk untuk menanam brambang yang harganya mulai meroket.
“Apalah artinya kekayaan karena brambang, jika tempat tinggal mereka dipertaruhkan?” gumam Erina. Kekhawatiran yang beralasan. Selama ini, air hujan diserap sempurna oleh pohon-pohon di hutan. Sungai-sungai bawah tanah yang terbentuk menjadi cadangan air di musim kemarau, menghindarkan desa dari kekeringan. Juga menghindarkan desa dari musibah banjir saat musim hujan tiba.

Bagaimana kelanjutan kisah Sicilia? Baca selengkapnya di buku ini ^_^
Untuk pemesanan, hubungi aku melalui facebook Melia Shena.
Salam hangat,

Melia Shena

Senin, 08 Agustus 2016

Info Terbit Gratis Komunitas Ayo Menulis dan Goresan Pena Publishing

Assalamualaikum, Sahabat...
Sudah siap untuk kegiatan menulis tahap tiga?
Kali ini, Komunitas Ayo Menulis bekerja sama dengan Goresan pena Publishing memberikan kesempatan kepada sahabat yang berkeinginan memiliki buku sendiri ataupun berdua dengan kawan yang disukai.
Syarat dan ketentuannya:
1. Bergabung dengan grup facebook Komunitas Ayo Menulis.
2. Karya buku tunggal atau duet (maksimal empat penulis dalam satu buku)
3. Tema bebas, tidak mengandung SARA dan pornografi.
4. Bukan hasil plagiasi. Belum pernah dimuat di media lainnya.
5. Gratis biaya penerbitan (lay out, editing satu tahap, desain cover satu kali revisi, dan pendaftaran isbn ke perpusnas).
6. Penulis wajib membeli minimal 10 eksemplar bukti terbit (free ongkir, free e-piagam).

Syarat naskah:
1. Diketik di Word A4 font Arial 11 spasi 1,5 justified.
2. Minimal 50 halaman, maksimal 150 halaman.
3. Naskah boleh berupa novel, cerpen, atau puisi.
4. Kirim ke email melia.shena37@gmail.com dengan subyek sama dengan nama file: KAM(3)_Jenis Naskah_Judul_Nama Penulis
Contoh: KAM(3)_Novel_Rindu_Shena

Buku hasil kegiatan menulis ini nantinya akan dipromosikan secara online melalui facebook, instagram, dan web meliashena.blogspot.com

Tertarik? Ayo segera menulis, siapkan karya terbaik kalian...
Naskah kalian aku tunggu sampai akhir September ya... Masih ada banyak waktu. Yuk, nulis...